Cara Mengukur Luas Daun

Galuh Dyah Pitaloka Hayyu/VIIG

Metode Pengukuran Luas Daun
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis  dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Bambang dan Haryadi 2008). Terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun (Guswanto 2009), yaitu :

a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.

b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.

c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.

 d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.

e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut.
Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun. Daun-daun  tersebut  kemudian diukur dengan menggunakan  alat  Leaf Area Meter  (LAM)  ataupun Metode Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun, maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun dengan tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan atau rumus.
Pengukuran luas daun dengan tidak  harus  memetik daun merupakan teknik pengukuran yang lebih baik karena tanaman tidak rusak dan  pengukuran cepat serta tidak mensyaratkan peralatan  yang mungkin sulit tersedianya.  Pada  karet digunakan persamaan regresi terhadap ukuran panjang dan lebar daun (Suhendry dan Alwi 1987). Pada beberapa tanaman pangan seperti jagung dan kedelai digunakan faktor koreksi terhadap luas daun yang diperoleh dari  pengukuran  panjang dan lebar daun (Pearce et al. 1988) demikian pula pada daun nangka (Goonasekera 1978).
Pengukuran luas daun dengan menggunakan pendekatan faktor koreksi maupun dengan alat LAM, menunjukkan tingkat kosistensi yang berbeda. Pengukuran yang cepat dan mudah tentunya akan diperoleh dengan menggunakan LAM. Akan tetapi untuk ukuran daun yang besar diperlukan ketelitian ekstra, karena daun-daun berukuran besar perlu dipotong dan kemudian ditata secara hati-hati pada permukaan alat dan saat menutup daun-daun tidak terlipat. Kondisi tenaga batere perlu diperhatikan pula, dengan tingkat kekuatan batere yang mulai melemah akan menghasilkan kesalahan pengukuran. Gejala yang nampak pada saat batere melemah adalah pengulangan pengukuran satu sampel daun yang sama akan memberikan hasil yang berbeda jauh.
Penggunaan LAM sangat baik digunakan untuk mengukur luas daun dari suatu tanaman yang memang dalam percobaan akan dirusak (destruktif). Namun bagi tanaman yang diperlukan untuk pengukuran berulang dan menghindari pengrusakan daun, maka  penggunaan teknik pengukuran lainnya diperlukan. Penggunakan teknik pengukuran lainnya akan sangat diperlukan bilamana alat LAM tidak dimiliki atau tidak tersedia. Tanpa merusak daun atau memetik daun dari tanaman, luas daun masih dapat dihitung, yaitu dengan menggunakan faktor koreksi luas daun.

SUMBER: http://staff.unila.ac.id/janter/2012/09/07/metode-pengukuran-luas-daun/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pengalamanku di Olimpiade Sains Kuark 2011

Pengalaman OSK 2011

Tanggal  22 juni 2011 yang lalu  aku berangkat menuju  Jakarta untuk mengikuti Olimpiade Sains Kuark 2011. Ini pengalamam pertamaku menjadi finalis OSK, satu-satunya yang berasal dari Kota Batu.  Betapa senang dan bangganya aku. Apalagi sehari sebelumnya aku berkesempatan untuk bertemu dengan Bapak Eddy Rumpoko dan Ibu Dewanti untuk memohon do’a restu dan dukungan semoga nanti aku berhasil di Jakarta. Waah… ini juga pengalaman pertamaku bertemu Bapak dan Ibu Wali secara pribadi, berbincang-bincang dan berfoto bersama tentunya.    Aku berangkat bersama kedua orangtuaku,  Bu Helmina sekeluarga dan 2 orang saudara yang membantu menyetir. Dalam perjalanan kami mampir ke rumah kakek dan nenekku di Jombang untuk berpamitan dan mengambil bekal untuk di perjalanan.
 Setelah melewati banyak kota dan 3 propinsi akhirnya kami  tiba di Jakarta  sekitar  pukul 10.00 pagi, karena lalulintas  di sana sangat macet. Ternyata benar yang sering kulihat di tv… Jakarta itu kota yang sangat macet, bahkan jalan tol dan jalur busway pun macet. Kami langsung menuju penginapan yang sudah dipesan sebelumnya di daerah Kemang Selatan. Sambil menunggu kamarnya siap kami sarapan dulu di  Restoran Soto Kudus yang ada di bagian    belakang  hotel kami yaitu Rumah tamu 678. Setelah check in kami beristirahahat seharian di hotel.
Keesokan paginya kami mencoba mencari lokasi lomba yaitu gedung  PMBS (Prasetya Mulya Business school). Sebenarnya baru sore daftar ulangnya tapi karena kami  belum pernah ke Jakarta paginya kami cari dulu biar tidak tersesat nanti.  Sore harinya kami kembali ke PMBS dan daftar ulang. Disana aku bertemu dengan para finalis lain dari seluruh Indonesia. Kami, para finalis  medapat tas yang berisi  buku dan  alat tulis, tempat pensil, 3 buah kaos, 2 buah topi dari para sponsor, pin Kuark, slayer kelompok dan Piagam Penghargaan dari pihak Kuark international. Kami di bagi dalam 12 kelompok dengan nama-nama para ilmuwan di bidang sains. Aku termasuk dalam kelompok 7 NEWTON.  Disana juga ada bazzar yang menjual kaos dan majalah kuark.
Malam harinya setelah makan malam, aku belajar untuk menghadapi lomba besok bersama Bu Helmi. Materinya adalah semua bahan yang ada di Majalah Kuark Edisi 1-11 dan materi eksperimen dari beberapa buku yang sudah kami persiapkan
Esok harinya aku cukup tegang, berharap dapat mengerjakan soal  dan eksperimen dengan benar. Alhamdulilah aku dapat mengerjakannya dengan tenang. Setelah makan siang kami berganti pakaian kemudian melakukan foto bersama. Aku sangat bersemangat karena setelah ini kami akan pergi mengunjungi Istana Merdeka, tempat Bapak Presiden bekerja. Sayangnya saat itu beliau sedang tidak ada di tempat dan kami hanya berkunjung saja. Kami dipandu oleh seorang petugas.
Istana Merdeka ternyata sangat indah. Kami harus menaiki 17 anak tangga sebelum memasuki Istana Merdeka, dan berfoto bersama disana. Kami tidak boleh berfoto sendiri tetapi sudah ada seorang bapak yang bertugas sebagai fotografer istana. Pintu utama dijaga oleh 2 orang petugas berseragam lengkap, yang selalu berganti selama 8 jam. Dan selama 8 jam itu petugas jaga tidak boleh bergerak atau berpindah tempat sampai saat pergantian jaga.
Kami melewati karpet merah seperti yang biasa dilewati para tamu-tamu Negara dan masuk ke ruang tunggu istana.  Disana aku melihat benda-benda pajangan yang kebanyakan hadiah dari para utusan Negara sahabat. Diantaranya sepasang gading gajah yang panjangnya 2m, hadiah dari Kerajaan Tailand, guci dan keramik dari china, 2 buah lampu Kristal yang beratnya masing masing 500 kg dari rusia, yang berada di ruang utama, photo-photo hasil karya Ibu Ani Yudhoyono. Di kanan kiri ruang utama ada 8 ruangan untuk menyimpan bendera pusaka dan arsip kerja kuno bapak Soekarno, ruang bendera pengganti bendera pusaka yang dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus, kamar tidur bapak dan ibu presiden, kamar tidur putra-putri presiden, dan dapur.
Di bagian belakang  ada taman yang indah dan rindang. Gazebo tempat bapak dan ibu presiden bersantai atau menerima tamu dan Istana Negara. Ternyata Istana merdeka berbentuk rumah panggung untuk mencegah terjadinya banjir. Sebenarnya kami masih ingin berada disana tetapi karena waktunya sudah habis kami harus keluar dan kembali ke bis.
Hari minggu pagi acaranya adalah ke Planetarium Jakarta. Tempat yang sangat ingin kukunjungi dari dulu.  Menyenangkan sekali belajar tentang tata surya kita ini. Tidak puas rasanya kalau hanya sebentar disana, apalagi kami tidak sempat berfoto. Lain kali aku ingin ke Planetarium lagi.  Perjalanan selanjutnya ke Museum Gajah, di sana aku melihat banyak peninggalan sejarah misalnya tulang manusia yang terkubur hidup hidup, sepeda kuno, perhiasan , prasasti Cieurateun dan arca yang jumlahnya banyak sekali. Aku juga mendapat makan siang di sana dan bertukar nomor telepon dengan sahabat baruku yaitu  Maria yang berasal dari SD Labolatorium Malang,  Ninditya, Rahma dan Shafa. Setelah makan siang kami menuju Gedung BPPT di Jakarta Pusat untuk mengikuti acara Malam Pengumunan dan Penghargaan bagi pemenang.
Pukul 16.30 WIB kami memasuki ruang utama aula BPPT secara berkelompok dengan diiringi tepuk tangan dari seluruh undangan yang telah ada di dalam gedung. Aku merasa sangat bangga dan terharu. Satu persatu para pemenang diumumkan, sayangnya aku belum berkesempatan mendapat medali juara. Tapi aku tetap senang karena kami semua mendapat medali finalis dan berkesempatan berjabat tangan dan berfoto bersama Bapak Prof. Johannes Surya, Ph. D sebagai Ketua Dewan Pembina OSK.
Meskipun aku belum bisa menjadi juara aku sangat bangga karena aku termasuk salah satu anak dari 303 finalis yang  terpilih dari 83.000 orang peserta OSK 2011. Aku bertekad tahun depan aku harus lebih giat lagi belajar agar berhasil memperoleh medali pemenang. Selain itu aku senang bisa hadir dalam acara malam itu yang sangat megah dan meriah.Besok paginya kami check out dari hotel untuk kembali ke Malang. Tapi sebelumnya tentu saja kami  berjalan-jalan dulu  ke Monas, Sea World dan PRJ (Pekan Raya Jakarta).
Semoga tahun depan aku bisa kembali lagi ke Jakarta sebagai Finalis OSK 2012 dan bisa membawa pulang Medali pemenang.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pidato Bahasa Daerah

           
           Pidato Bahasa Daerah

            Assalamualikum Wr.wb
Sedoyo puji syukur katujuakendumateng ngarsanipun Allah SWT ingkang sampun paring katah kanikmatan dumateng kita sedoyo, ingkan arupi kesehatan lan kesempatan saenggo kita saged kempal ing griyobkulo menika wonten ing acara tasyakuran inggah inggahan kelas ingkang sami kito mangerti sedoyo.
         
          Para rawuh ingkan kulo mulyaaken, ing kalodangan menika kaparenga kula minangka sesulihipun kanca kanca kelas V, ngaturaken gunging panuwun dumateng bapak lan ibu guru ingkang  sampun nggulo wentah dumateng kula sakonco kanti tlatos lan ikhlasing penggalih saenggo kita sedoyosaged minggah dating kelas VI sedoyo kanti biji ingkang mboten nguciwani. Mugi mugi sedoyo amal sae kalawau  pikantuk ganjaran saking Allah SWT ingkang katah lan tansah pinaringi kesehatan lahir tuwi bathos.
         
          Ugi mugi mugi ilmu ingkang sampun kaparingaken dumateng kula sedoyo saged migunani dumateng kula sedoyo ing wekdal salajengipun.
Ing kalodangan neniko kaparenga kula minangka sesulihipun kanca kanca nyuwun gunging pangapunten saking sedoyo kalepetan salebete kula sedoyo ngangsu kawruh ing kelas V
         
          Mekaten ingkang saged kula aturake, mbok bilih wonten lepate rembag kula nyuwun gunging angapunten.

Bilahitaufik wal hidayah, Wassalammu ‘alaikum Wr. Wb
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Naskah Drama Detik Detik Proklamasi



   
PROLOG
Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan sengit antara golongan pemuda dengan golongan tua. Sesungguhnya kedua golongan itu menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan secepatnya, hanya saja terjadi perbedaan pendapat mengenai cara pelaksanaannya. Golongan tua menggunakan  perhitungan politik berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah jika tetap bekerja sama dengan Jepang.
Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan bermaksud membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dalam rapat PPKI, sehingga tidak akan menyimpang dari ketentuan pemerintah  Jepang. Sebaliknya golongan pemuda menginginkan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan  dengan kekuatan sendiri karena mengganggap PPKI adalah badan buatan Jepang.
Perbedaan pendapat ini mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda terhadap golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap Soekarno-Hatta.
Tanggal 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.00, di  Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, tempat kediaman Soekarno, berlangsung  perdebatan serius antar sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi. Para pemuda berusaha meyakinkan Bung karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota untuk mengusir tentara Jepang.
Chaerul Saleh     : “Sekarang Bung, sekarang! Malam ini juga kita kobarkan revolusi!”
Sukarni               : “ kita harus segera merebut kekuasaan!” (dengan berapi-api)
(Chaerul Saleh, Latif, Wikana, Sukarni berseru )         
                              “kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami”
Wikana        : “ Jika Bung Karno tidak mengeluarkanpengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari” (dengan nada mengancam)
Mendengar ancaman Wikana, Soekarno marah dan menuju ke Wikana sambil berkata :
Soekarno               : “Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”
Hatta                      : “Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan kembali menguasai negeri kita ini.Jika saudara tidak setuju dengan apa yang saya katan, dan merasa siap dan sanggup memproklamasikan kemerdekaan, mengapa tidak saudara saja yang memproklamasikan sendiri? Mengapa harus meminta Bung Karno yang melakukan ini?”
Latif                       : “Apakah kita harus menunggu kemerdekaan itu dihadiahkan Jepang, walaupun Jepang sendiri sudah takluk pada sekutu?”
Sukarni                  : “ Mengapa bukan kita sendiri yang menyatakan sendiri kemerdekaan kita sebagai suatu bangsa?”
Soekarno               : “ Kekuatan kita tidak akan cukup melawan kekuatan bersenjata Jepang? Coba perlihatkan pada saya, mana bukti kekuatan yang kalian bilang itu? Bagaimana cara kita mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi? Tanpa bantuan Jepang dan Sekutu?” (dengan tenang)
Karena merasa tidak puas dengan hasil perundingan itu, para pemuda memutuskan untuk  menculik Ir. Soekarno dan Drs.Moh.Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok bersama ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Putra. Mereka berusaha menekan Soekarno.
Para pemuda        : Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung… kalau Bung tidak memulai refolusi malam ini lalu….
Soekarno             : Lalu apa ….
Soekarno             : Yang paling penting dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk di jalankan pada tanggal 17
Sukarni               : Mengapa tidak sekarang saja tanggal 16??
Soekarno             : Saya orang yang percaya mistis. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 memberi harapan lebih pada saya. Akan tetapi saya merasakan pada kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 angka yang suci. Pertama – tama kita sedang berada pada bulan suci ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita.tanggal 17 besok hari jumat , jumat legi, jumat yang berbahagia. Al-Quran di turun kan tanggal 17, orang islam sembahyang 17 rokaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia.
Sementara itu di Jakarta, Mr. achmad Soebarjo dan Wikana berunding dan sepakat proklamasi harus dilaksanakan di Jakarta. Setelah terjadi kesepatan dengan diantar Jusuf Kunto, mereka menjemput  Sukarno-Hatta, mereka pergi ke rumah Laksamana Takeshi Maeda. Beliau adalah seorang perwira Angkatan Laut Jepang yang pro Indonesia.
Maeda                 : Saya bersedia menjamin keselamatan saudara-saudara sekalian, dan silahkan menggunakan rumah saya untuk mengurus semua yang diperlukan.
Semua                 : Terima kasih, silahkan anda beristirahat di  dalam.
Soebardjo            :  Sementara teks proklamasi di tik, mari kita menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah di siapkan oleh tuan rumah yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa apa sejak meninggalkan Rengas dengklok. Bulan ini adalah bulan suci ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembayang subuh . Setelah kami terima kembali teks yang sudah di ketik kami semua menuju ruang besar di depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi dalam ruangan
 Sukarni berdiri di samping ahmad Soebarjo, dan Hatta berdiri mendampingi Soekarno menghadap hadirin.
Soekarno             : Keadaan yang mendesak, memaksa kita semua mempercepat proklamasi kemerdekaan. Rancangan teks siap di bacakan di hadapan saudara saudara dan saya harapkan saudara menyetujui sehingga kita dapat berjalan terus sebelum fajar menyingsing
Sukarni               : Saudara-saudara akan di adakan proklamasi kemerdekaan di lapangan IKADA
Soekarno             : Tidak , lebih baik di adakan di kediaman saya di pengangasan timur. Jika di lakukan di lapangan IKADA maka akan memancing keributan. Sehingga di mohon hadir ke kediaman saya sekitar jam 10 pagi
Fatmawati           : Saya akan menjahitkan bendera merah putih itu

Pagi itu, 17 Agustus 1945 jam 10.00 di kediaman Soekarno telah berkumpul masyarakat yang ingin mendengarkan pidato Soekarno.
Latif                     : Para anggota peta silakan berdiri. (saat Soekarno muncul)
Soekarno             : Saudara-saudara  sekalian terima kasih atas kehadirannya untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Beratus- ratus tahun kita berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Gelombang aksi kita menuju kemerdekaan naik turun tetapi jiwa kita menuju arah cita cita. Di jaman jepang kita seperti bersandar pada mereka . tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang lah saatnya kita mengambil nasib bangsa kita dalam tangan sendiri, akan berdiri dengan kuatnya. Tadi malam kami memusyawarahkan dengan pemuka rakyat dari seluruh Indonesia permusyawaratan itu perlu di setujui semua pihak, bahwa sekarang saatnya menyerukan kemerdekaan kita.




Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia . hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain di selenggarakan secara seksama  dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya. Jakarta 17 agustus 1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno- Hatta
Selanjutnya Wikana dan Latif menaikkan bendera merah putih di iringi lagu Indonesia Raya.
Utusan dari jepang datang
Utusan jepang              : Kami sebagai utusan guneisan sakka datang kemari untuk melarang adanya proklamasi kemerdekaan
Soekarno                       : Proklamasi sudah saya ucapka
Utusan jepang              : Sudahkah ??
 Soekarno                      : Ya sudah.

Sejak hari itu, bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan siap mempertahankan kemerdekaannya sampai titik darah penghabisan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Puisi Gunung Meletus


 Gunung Meletus

Gunung mengglegar ngglegar
Api mulai menjalar
Langit semerah darah
Udara yang panas
Hati terasa Cemas
                                Daun daun berguguran
                           Yang tersisa hanya sedikit
                                Anak yang mencari orang tuanya
                                Hancur lebur sudah desaku
Pedih hatiku
Inikah yang di sebut kemarahan alam
Tanah yang retak ini
Awan yang panas ini
Lava yang mengalir deras
Orang orang berlarian
Ketika aku kembali
Alam yang dulu ku kenal telah berubah
                                Hilang sudah secercah harapan itu
                                Akan menemukan rumahku
                                Yang nyaman
                                Yang indah
                                Untunglah aku masih hidup di dunia yang fana ini
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS